Jumat, 09 Mei 2008

BIAR KETINGGALAN ZAMAN, RUDAL SERBIA TETAP JADI ANCAMAN

Oleh Chaidar Abdullah

Peluru kendali anti-pesawat milik etnik pembangkang Serbia Bosnia memang sudah kuno dan tak bisa mengungguli teknologi militer canggih milik Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), tetapi senjata pamungkas itu tetap saja menjadi ancaman maut bagi pesawat aliansi Barat tersebut di wilayah Balkan.

Beberapa pejabat PBB yang dikutip Reuter mengatakan bekas Yugoslavia menimbun sejumlah besar rudal yang ditembakkan lewat bahu SAM-7, rudal yang ditembakkan dari tempat tertentu SAM-2, serta rudal yang ditembakkan dari peluncur bergerak SAM-6 selama era Perang Dingin.

Berbagai rudal tersebut sekarang telah memainkan peran tak kecil dalam pertempuran di republik bekas Yugoslavia, Bosnia-Herzegovina.

Satu rudal pasukan Serbia Bosnia merontokkan satu jet Harrier milik Inggris yang sedang terbang dalam misi dukungan udara di atas daerah kantong Gorazde, Bosnia, bulan April.

Kerusakan juga diderita satu pesawat angkut Spanyol yang bertugas di wilayah bekas republik Yugoslavia itu.

Sebagian rudal permukaan-ke-udara yang dikenal dengan nama SAM memiliki asal-usul kondang, contohnya SAM-2 -- yang memiliki ketinggian efektif 22.000 meter dan jarak jelajah sekitar 50 kilometer.

"Ini adalah rudal yang digunakan selama perang Vietnam dengan dampak tertentu dan itu juga adalah rudal yang diperkirakan telah menembak jatuh pesawat Gary Powers dalam kejadian U-2," kata Komandan Squadron Timothy Hewlett kepada wartawan di Sarajevo.

Powers, pilot AS, ditembak jatuh di bekas Uni Sovyet tahun 1960, ketika sedang menerbangkan pesawat mata-mata U-2 dalam salah satu kejadian paling buruk selama Perang Dingin.

Kalau dipusatkan

Bagaimana mungkin teknologi rudal tahun 1960-an dapat menjadi tandingan bagi pesawat NATO pada masa itu?

"Senjata apa pun adalah ancaman ketika dikonsentrasikan, seperti kasus yang terjadi di bekas Yugoslavia," kata seorang pejabat PBB.

"Jangan membuat kesalahan! NATO dapat secara militer sanggup mematahkan ancaman rudal. Para politikus lah yang tak mampu menangani keadaan, peningkatan (konflik) yang mungkin terjadi di darat," katanya.

NATO selama ini bertindak sebagai sayap udara PBB di Bosnia, dengan berpatroli di wilayah udara guna menerapkan zona larangan terbang dan menyediakan dukungan udara rapat bagi pasukan pemelihara perdamaian serta penduduk sipil di "daerah aman" di darat.

Pengaturan itu telah diuji oleh berbagai penyusupan pasukan Serbia Bosnia ke dalam wilayah aman Bihac dan pengaktifan peluncur rudal etnik pembangkang tersebut belum lama ini.

NATO memberitahu PBB bahwa organisasi Barat itu tak dapat terus-menerus menyediakan dukungan udara rapat jika pakta pertahanan tersebut tidak melancarkan aksi pemboman strategis guna menetralkan tempat rudal SAM pasukan Serbia Bosnia.

Namun tindakan itu dipandang PBB sebagai peningkatan pertempuran dan tentus saja ditolak oleh para pejabat badan dunia tersebut karena dipandang mengandung risiko terlalu tinggi.

Pasukan Serbia Bosnia telah menyandera ratusan prajurit pemelihara perdamaian PBB sebagai jaminan untuk mengelakkan serangan udara NATO, kendati etnik itu hari Jumat (2/12) mengumumkan akan membebaskan para prajurit tersebut.

NATO telah menghentikan semua penerbangannya di atas wilayah Bosnia untuk menciptakan "masa pendinginan" atas permintaan PBB.

"Satu saja salah perhitungan, satu saja salah pengertian dapat memperburuk keadaan. Kemudian, keadaan takkan dapat dikendalikan lagi," kata utusan khusus PBB Yasushi Akashi hari Jumat.

"NATO dapat mengerahkan pesawatnya dan kemudian pasukan Serbia Bosnia dapat mengerahkan sistem pertahanan udaranya terhadap NATO sehingga organisasi ini harus mengerahkan lebih banyak pesawat," katanya menambahkan.

Beberapa pejabat PBB menyatakan Serbia Bosnia memiliki "begitu banyak rudal sehingga penghancuran semua rudal itu akan sama dengan membersihkan cendawan -- semua rudal tersebut akan hilang selama satu hari dan hari berikutnya akan bermunculan lagi".

Satu petunjuk mengenai betapa banyaknya simpanan rudal Serbia Bosnia ialah penggunaan rudal itu terhadap sasaran di darat.

Pasukan Serbia Bosnia menembakkan empat rudal SAM ke kota Bugojno, yang dikuasai pemerintah Bosnia, belum lama ini.

Penguncian

Senjata ini dari dulu menjadi sistem persenjataan lapis baja Serbia, tetapi sistem radarnya baru diaktifkan belum lama ini, guna mengendalikan SAM-2 dan SAM-6 --yang "mengunci" pesawat NATO dan memperlihatkan niat bermusuhan.

Beberapa pejabat PBB di Sarajevo, yang dikutip AFP, berpendapat tindakan seperti itu oleh pasukan darat Serbia Bosnia telah memaksa dihentikannya operasi larangan terbang di atas wilayah Bosnia. Larangan terbang tersebut telah ditetapkan oleh PBB.

Beberapa ahli militer menyatakan ancaman gelombang radar dapat diterima oleh sistem elektronik pesawat yang --tergantung pada tingkat kecanggihannya-- dapat "membaca" dengan tepat sifat gelombang dan lokasi radarnya.

Secara umum, pesawat yang "terkunci" atau menjadi sasaran memiliki pilihan yang menembakkan lidah api guna mengecoh rudal yang diduga ditembakkan atau melakukan manuver untuk berusaha menghindari roket mematikan.

Pasukan Serbia, dan juga pemerintah Bosnia di sektor Sarajevo, memiliki SAM-6 dan SAM-7 --rudal kuno yang dikembangkan di Eropa Timur.

SAM-6 memiliki jarak jelajah setinggi 60 kilometer, dengan berat 550 kilogram, dan ditembakkan dari peluncur bergerak yang salah satunya adalah instalasi pengendali radar.

SAM-7 memiliki karakter berbeda; memiliki berat kurang dari 10 kilogram dan dapat ditembakkan dari peluncur yang diletakkan di bahu.

Meskipun demikian rudal itu sangat efektif bagi serangan jarak dekat, kurang dari 10 kilometer, terhadap pesawat yang terbang lambat seperti pesawat angkut PBB yang sangat mudah diserang saat lepas landas dan mendarat.

Tidak ada komentar: