Rabu, 14 Mei 2008

ILMUWAN TEMUKAN SUPERNOVA TERMUDA DI BIMA SAKTI

Satu tim ahli astronomi internasional telah menemukan supernova termuda yang dikenal di Galaksi Bima Sakti dengan melacak perluasan cepat sisa-sisanya, demikian laporan NASA, Rabu.
Hasil itu, dengan menggunakan "Chandra X-ray" milik NASA dan "Very Large Array" milik Obersevatory and National Radio Astronomy Observatory, mungkin membantu meningkatkan pemahaman kita mengenai seberapa sering "supernova" meledak di Galaksi Bima Sakti.
"Supernova" adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi yang teramat besar.
Ledakan supernova itu terjadi sekitar 140 tahun lalu, sehingga membuatnya jadi yang paling akhir di Bima Sakti. Sebelumnya, "supernova" terakhir yang dikenal di galaksi kita terjadi sekitar 1680, perkiraan yang dilandasi atas perluasan sisanya, Cassiopeia A.
Temuan paling akhir semacam itu, "supernova" yang tak dikenal adalah satu langkah pertama dalam pembentukan perkiraan yang lebih baik mengenai seberapa sering ledakan bintang terjadi.
"Supernovae", jamak dari "supernova", memanaskan dan membagikan kembali sangat banyak gas, dan memompa anasir berat ke luar ke sekeliling mereka. "Supernovae" dapat menyulut pembentukan bintang baru sebagai bagian dari lingkaran kematian dan kelahiran kembali bintang. Ledakan tersebut juga dapat meninggalkan, selain sisa yang luas, satu bintang netron pusat atau lubang hitam.
Ledakan "supernova" paling akhir tak terlihat dengan teleskop optik karena itu terjadi di dekat pusat galaksi dan tertanam di satu ladang yang dipadati gas dan debu. Namun, sisa yang ditimbulkannya dapat dilihat dengan menggunakan Sinar-X dan teleskop radio.
Ahli astronomi biasanya mengamati "supernovae" di galaksi lain seperti galaksi kita. Berdasarkan pengamatan itu, para peneliti memperkirakan sebanyak tiga "supernova" meledak setiap abad di Galaksi Bima Sakti.
"Jika perkiraan angka 'supernoavae' itu benar, mestinya terdapat sisa dari sebanyak 10 ledakan 'supernova' yang lebih muda dibandingkan dengan Cassiopeia A," kata David Green dari University of Cambridge di Inggris --yang memimpin studi "Very Larga Array". "Luar biasa jika pada akhirnya (kita) dapat melacak salah satu dari 'supernovae' tersebut."
Selain menjadi pemegang catatan bagi supernova termuda di Bima Sakti, objek itu memiliki kepentingan lain. kecepatan perluasan yang tinggi dan energi partikel ekstrim yang telah digerakkan tak pernah terjadi sebelumnya dan mesti mendorong studi lebih dalam mengenai objek tersebut dengan "Chandra and Very Large Array".
Peristiwa “supernova” menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami “supernova” akan tampak sangat cemerlang dan bahkan kecemerlangannya bisa mencapai ratusan juta kali cahaya bintang tersebut semula.
Energi yang dipancarkan oleh “supernova” sangat besar. Bahkan pancaran energi yang disebarkan saat “supernova” terjadi dalam beberapa detik saja dapat menyamai pancaran energi satu bintang dalam kurun waktu jutaan hingga miliaran tahun. Pancaran energi “supernova” dapat dihitung berdasarkan sifat-sifat pancaran radiasinya.
Supernova biasa terjadi dikarenakan habisnya usia suatu bintang. Saat bahan-bahan nuklir pada inti bintang telah habis, maka tidak akan dapat terjadi reaksi fusi nuklir yang merupakan penyokong hidup suatu bintang, demikian keterangan Wikipedia dalam laman Internetnya. Dan bila sudah tidak dapat dilakukan fusi nuklir tersebut, maka bintang akan mati dan melakukan “supernova”.

Jenis-jenis Supernova

Berdasarkan pada garis spectrum pada “supernova”, maka didapatkan beberapa jenis supernova :
Supernova Tipe Ia
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen saat pengamatan.
Supernova Tipe Ib/c
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen ataupun Helium saat pengamatan.
Supernova Tipe II
Pada supernova ini, ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen saat pengamatan.
Hipernova
Supernova tipe ini melepaskan energi yang amat besar saat meledak. Energi ini jauh lebih besar dibandingkan energi saat supernova tipe yang lain terjadi.

Berdasarkan pada sumber energi supernova, maka didapatkan jenis supernova sebagai berikut.
Supernova Termonuklir (Thermonuclear Supernovae)
Berasal dari bintang yang memiliki massa kecil
Berasal dari bintang yang telah berevolusi lanjut
Bintang yang meledak merupakan anggota dari sistem bintang ganda.
Ledakan menghancurkan bintang tanpa sisa
Energi ledakan berasal dari pembakaran Karbon (C) dan Oksigen (O)
Supernova Runtuh-inti (Core-collapse Supernovae)
Berasal dari bintang yang memiliki massa besar
Berasal dari bintang yang memiliki selubung bintang yang besar dan masih membakar Hidrogen di dalamnya.
Bintang yang meledak merupakan bintang tunggal (seperti Supernova Tipe II), dan bintang ganda (seperti supernova Tipe Ib/c)
Ledakan bintang menghasilkan objek mampat berupa bintang neutron ataupun lubang hitam (black hole).
Energi ledakan berasal dari tekanan

Tidak ada komentar: