Selasa, 27 Mei 2008

JORDANIA: PERSATUAN, SATU-SATUNYA CARA RAKYAT IRAK HADAPI TANTANGAN

Raja Jordania Abdullah II menegaskan di Amman, Selasa (27/5/08), persatuan dan solidaritas rakyat Irak adalah satu-satunya cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi negara mereka --yang diporak-porandakan perang.

Selama pembicaraan dengan Wakil Presiden Irak Tariq Al-Hashmi, yang sedang berkunjung, Raja Abdullah juga menyoroti pentingnya untuk meningkatkan upaya Arab guna mendukung Irak.



Ia menyampaikan kembali dukungan Jordania bagi upaya yang ditujukan untuk mewujudkan keamanan dan kestabilan di Irak serta penyebaran kedaulatan pemerintah Irak dan diakhirinya semua bentuk kekerasan dan aksi teror, demikian laporan media internasional.

Amman sangat ingin meningkatkan kerjasama dengan Irak, terutama di bidang politik, ekonomi dan perdagangan, kata Raja Jordania itu.

Bom mobil
Sementara itu satu bom mobil menewaskan empat orang dan melukai 46 orang lagi pada Selasa di dekat kota bergolak di Irak utara, Mosul, tempat operasi militer sedang berlangsung guna membersihkan anasir garis keras, terutama pengikut Al-Qaeda.

Serangan itu dilancarkan terhadap satu pasar penuh pengunjung sekitar pukul 17:00 waktu setempat (21:00 WIB) di kota Talafer, sekitar 70 kilometer di sebelah barat Mosul, kata seorang polisi setempat.

Polisi itu mengatakan beberapa perempuan dan anak-anak termasuk di antara korban jiwa. Ditambahkannya, jumlah korban jiwa diduga akan bertambah karena banyak korban cedera berada dalam kondisi serius.

Serangan tersebut dilancarkan beberapa hari setelah Duta Besar AS Ryan Crocker mengatakan ia percaya bahwa pasukan keamanan telah kian dekat untuk mengalahkan Al-Qaeda.

Mosul, yang terletak sekitar 400 kilometer di sebelah utara Baghdad, diduga sebagai kota terakhir yang menjadi kubu Al-Qaeda, yang telah mengalami pukulan keras sejak AS melancarkan aksi yang lebih agresif tahun lalu dan rakyat madani Irak mulai menolak kelompok perjuangan itu.

Namun, militer AS berhati-hati untuk mengatakan bahwa misi tersebut telah tuntas.

Laksamana Muda Patrick Driscoll, jurubicara militer AS, Ahad, mengatakan Al-Qaeda masih menjadi tantangan serius bagi pasukan Irak dan AS dan memiliki kemampuan untuk melancarkan pemboman bunuh diri dan menyulut bentrokan antar-aliran yang telah merenggut banyak korban jiwa.

Pada Rabu (28/5/08), blok politik utama Sunni di Irak menyatakan telah menghentikan pembicaraan untuk bergabung kembali dengan pemerintah pimpinan Syiah setelah muncul ketidak-sepakatan dengan Perdana Menteri Nuri Al-Maliki mengenai satu posisi kabinet.

"Kami telah membekukan perundingan dengan pemerintah dan menarik semua calon kami," kata Salim Al-Jibouri, jurubicara bagi Front Kesepakatan.

Ia mengatakan keputusan itu diambil setelah Al-Maliki keberatan dengan salah seorang calon yang mereka usulkan untuk mengisi satu posisi kabinet.

Front tersebut keluar dari pemerintah persatuan nasional Agustus lalu, dan menuntut pembebasan semua tahanan berfaham Sunni dari penjara Irak dan meminta hak lebih besar dalam masalah keamanan.

Tidak ada komentar: