Jumat, 09 Mei 2008

MAMPUKAH MENEM PERTAHANKAN POSISINYA?

Oleh Chaidar Abdullah

Jakarta, 14/5 (ANTARA) - Presiden Argentina Carlos Menem --yang berusaha meraih masa jabatan kedua dalam pemilihan umum hari Ahad sebagai imbalan atas keberhasilannya mempertahankan stabilitas negerinya-- meyakinkan rakyatnya bahwa ia adalah satu-satunya harapan bagi kelanjutan kemakmuran negerinya.

Menurut dia, "rakyat tahu betul bahwa satu-satunya cara memelihara stabilitas, pertumbuhan dan prestise negeri" itu terletak pada dirinya.

Dalam angket umum yang disiarkan kantor berita Reuter dan AFP, Menem diperkirakan akan meraih sebanyak 45,6 persen suara, sementara saingan terdekatnya --Jose Octavio Bordon-- memperoleh 33,5 persen.

Menem memerlukan 45 atau paling tidak 40 persen suara untuk menang dalam babak pertama pemungutan suara dan menghindari pemungutan suara babak kedua.

Dalam kampanyenya, ia berjanji akan menjadikan Argentina sebagai salah satu negara ekonomi kuat di dunia.

Sejak terpilih pada tahun 1989, Menem memang diakui berhasil mengurangi laju inflasi Argentina dari 5.000 persen tahun itu menjadi kurang dari satu persen tahun lalu.

Akan tetapi tingkat pengangguran --yang saat ini dilaporkan tak kurang dari 12 persen dengan 300.000 orang tidak memiliki pekerjaan-- masih mengancam posisinya.

Selain itu, saingan-saingannya menuduh dia mengabaikan sisi sosial yang terkena dampak kebijakannya.

Namun dalam tanggapannya Menem telah berjanji bahwa saat ini ia akan "menjungkir-balikkan" angka pengangguran, dan dalam kampanyenya ia selalu mengumandangkan, "Pekerjaan, pekerjaan, dan penciptaan lapang kerja yang lebih luas."

Di bawah pemerintahan Menem, Argentina telah menjadi aliansi kuat AS, dan satu-satunya negara Amerika Latin yang tergabung dalam misi-misi pemeliharaan perdamaian PBB di Teluk, Balkan serta Haiti.

Meskipun demikian, pemerintahan Menem juga ternoda oleh penampilannya sendiri dan serangkaian skandal korupsi yang melibatkan para pembantu serta familinya.

Ia menghadapi tuduhan mengabaikan kesehatan dan pendidikan masyarakat, serta bersikap menghina terhadap kongres negerinya.

Saingan terdekat

Sementara itu saingan terdekatnya, Bordon telah melontarkan kebijakan yang akan membantu kalangan menengah, mengurangi pengangguran dan meningkatkan tunjangan bagi kaum tua di negeri tersebut.

Ia disebut-sebut memiliki reputasi baik berupa kejujuran di tengah-tengah politikus tercemar akibat skandal dan korupsi.

Bordon juga tak pernah berhenti menyerang pemerintahan Menem karena berbagai kasus korupsi dan upaya untuk menggolkan program ekonomi pasar bebas meskipun harus menjual perusahaan-perusahaan milik negara.

Akibat penjualan itu, menurut Bordon, angka pengangguran semakin tinggi.

Tetapi berbagai kebijakan Menem telah mendapat dukungan kuat dari lembaga-lembaga keuangan dan kaum industrialis di negeri tersebut serta menarik penanam modal asing.

Orang kedua yang menguntit Menem dalam angket itu ialah Horacio Massaccessi.

Meskipun hanya memperoleh 16 persen suara, Massaccessi justru membuat was-was rakyat Argentina dengan tuduhan bahwa kebijakan pasar bebas pada akhirnya akan membuat 700.000 orang kehilangan pekerjaan.

Namun banyak pengulas dilaporkan berpendapat bahwa hasil pemungutan suara hari Ahad tergantung pada ekonomi, dan rekor Menem "tak tertandingi" walaupun angka pengangguran masih tinggi.

Dalam empat tahun terakhir ini Argentina di bawah Menteri Ekonomi Domingo Cavallo telah memperoleh pertumbuhan ekonomi sebesar 34 persen.

Selain itu Menem juga telah menenangkan keadaan di negara yang dulu menjadi ajang pemberontakan militer, dan memaafkan kejahatan pemerintah terdahulu yang terlibat dalam "perang kotor" tahun 1976-1983.

Perang kotor tersebut sebelumnya mendominasi kampanye pemilihan umum sampai sepekan sebelum pemungutan suara saat militer minta maaf karena penculikan, penyiksaan dan pembunuhan ribuan rakyat Argentina.

Sekitar tahun 1990, militer yang masih dibayangi kenangan pahit Perang Falkland (Malvinas) tahun 1982, mengancam demokrasi dengan beberapa kali pemberontakan.

Bersejarah

Namun apapun hasilnya nanti, pemungutan suara hari Ahad menjadi saat bersejarah dalam sejarah Argentina yang sering bergolak dan bergelimang darah.

Itu juga menjadi yang ketiga dalam tujuh dasawarsa rakyat Argentina memberi suara dalam pemilihan presiden dan bukan menerima kepala negara yang diangkat oleh militer, yang terakhir terjadi tahun 1976 sampai 1983.

Pemungutan suara tersebut juga merupakan yang kedua kali untuk memilih seorang presiden yang sedang memegang jabatan.

Yang pertama adalah Juan Domingo Peron pada tahun 1952, dan sekarang Menem --yang terpilih pada tahun 1989-- setelah ia mengubah undang-undang dasar sehingga memungkinkannya mencalonkan diri lagi walaupun untuk masa jabatan lebih pendek, empat tahun dan bukan enam tahun.

Sebelumnya rakyat memberi suara sementara kejengkelan terpendam dalam diri mereka.

Selama puluhan tahun tak tercipta kesinambungan untuk melanjutkan kebijakan pemerintah terdahulu, tapi kini rakyat Argentina memiliki kesempatan untuk menilai apa yang telah dikerjakan pemerintah sebelumnya. (14/05/95 18:07)

Tidak ada komentar: