Jumat, 09 Mei 2008

SAMPAI DI MANA WEWENANG PASUKAN GERAK CEPAT MULTINASONAL?

Oleh Chaidar Abdullah

Jakarta, 5/6 (ANTARA) - Masyarakat internasional, terutama dunia Barat, saat ini sibuk membahas pembentukan pasukan gerak cepat guna melindungi pasukan pemelihara perdamaian dan memulihkan prestise bendera PBB yang telah tercoreng, di wilayah Balkan.

Dua brigade pasukan gerak cepat, yang dirancang akan beroperasi akhir Juni ini, dibentuk dengan tujuan mencegah penyanderaan oleh Serbia Bosnia, melindungi penyatuan kembali pasukan PBB, dan membuka jalur ke daerah kantung terpencil.

Pasukan itu juga digembar-gemborkan akan memberi para komandan PBB keluwesan militer lebih besar serta memungkinkan mereka menghadapi secara lokal berbagai serangan tanpa harus menggunakan serangan udara.

Pembentukan balabantuan besar tersebut dicetuskan oleh kegeraman akibat penangkapan hampir 400 personil PBB oleh pasukan Serbia Bosnia sebagai balasan atas serangan udara NATO, dan perlunya menyelamatkan misi PBB di wilayah Balkan.

Serbia Bosnia memang telah membebaskan 120 personil PBB hari Jumat (2/6) setelah Presiden Serbia Slobodan Milosevic ikut campur, tapi Serbia Bosnia terus mengulangi tuntutan pemberian jaminan kekebalan dari serangan udara sebelum etnik pembangkang itu membebaskan personil lain PBB yang masih disanderanya.

Tentu saja tuntutan Serbia Bosnia ditampik dan dicap sebagai pemerasan oleh para pejabat PBB dan Barat.

Menurut laporan, banyak diplomat di Beograd, ibukota Republik Serbia, menyatakan Milosevic mempertaruhkan kredibilitasnya dalam masalah penyerahan sandera dan membuka konfrontasi dengan pemimpin Serbia Bosnia, Radovan Karadzic.

Pasukan itu juga dirancang untuk dapat bergerak bebas dengan dukungan udara.

Tetapi tindakan tersebut ditafsirkan mengandung arti bahwa campurtangan Barat di bekas Yugoslavia telah memasuki babak baru yang menentukan, yang akan dapat bergerak ke dua arah yang bertolak belakang.

Pasukan dengan kekuatan 10.000 personil itu akan dipimpin Perancis serta Inggris dan nantinya harus menarik garis tegas antara upaya untuk mencegah pasukan PBB menjadi sasaran serangan dan tindakan agar tidak terlibat dalam konflik di wilayah tersebut.

Pasukan baru tersebut akan terdiri atas satu brigade bergerak udara Inggris dengan kekuatan 6.000 personil dan satu brigade multinasional yang terdiri atas 1.500 prajurit Inggris, 1.500 dari Perancis dan sebanyak 3.000 prajurit Belanda dengan dukungan kekuatan udara AS.

Jika keadaan di lapangan tidak sejalan dengan rencana, itu berarti permainan telah berakhir dan telah merembes ke luar kancah, tapi kalau keseimbangan kekuatan di lapangan dapat dicapai, penyelesaian diplomatik mungkin akan dapat terwujud, begitu komentar Martin McCuster -- direktur komite militer Majelis Atlantik Utara -- seperti dilaporkan kantor berita Reuter.

Tetapi sampai saat ini belum dapat diselesaikan masalah yang bertentangan antara "pemeliharaan dan penerapan perdamaian".

Benturan karena masalah tersebut di waktu lalu telah mencuatkan pertikaian antara AS dan Eropa, PBB dan NATO.

NATO telah berulangkali mendesak dilakukannya tindakan lebih tegas dengan dukungan pesawat-pesawat tempurnya, tapi selalu saja terbentur kekhawatiran PBB mengenai risiko yang dapat membahayakan pasukan perdamaiannya.

Kekuatan baru itu akan berada di bawah komando operasi perwira-perwira senior PBB di medan tapi takkan mengenakan "baret biru". Dengan demikian pasukan tersebut diharapkan akan dapat mengesampingkan liku-liku birokrasi sipil PBB.

Pola itu dirancang dengan tujuan menciptakan jalur komando lebih efektif. Tapi terjawabkah pertanyaan utama sasaran misi baru di Balkan tersebut?

Bantuan atau rintangan?

Kini banyak pejabat PBB dilaporkan mempertanyakan, apakah pengiriman pasukan baru itu akan membantu atau malah menghambat pembebasan prajruti PBB yang masih ditawan Serbia Bosnia?

Selain itu, apakah dunia Barat sudah lebih siap menghadapi "gertak sambel" militer Serbia Bosnia dibandingkan sebelumnya?

Serbia Bosnia telah memperlihatkan bahwa mereka siap mengungguli Barat -- bukan dalam persenjataan karena memang etnik itu tak mampu -- tapi dalam tekad politik dan "semangat bertempur".

Pasukan Serbia Bosnia telah memperlihatkan sepak- terjangnya dengan tidak memberi jaminan keselamatan penerbangan bantuan di Sarajevo. Akibatnya, bandar udara ditutup selama dua bulan.

Jalur pengiriman bantuan lewat darat ke empat daerah aman PBB di Bosnia diblokir pasukan Serbia Bosnia.

Mengenai pasukan gerak cepat, Menteri Pertahanan Inggris, Malcolm Rifkind, telah menyatakan pasukan tersebut "akan memberi kemampuan sangat besar kepada PBB guna melaksanakan tugasnya".

Selama ini pasukan PBB di Bosnia menghadapi kesulitan untuk melaksanakan misinya membantu pengiriman bantuan kemanusiaan, mencegah serangan terhadap enam "daerah aman yang dikuasai pemerintah Bosnia" dan menerapkan larangan penggunaan senjata berat di sekitar ibukota Bosnia, Sarajevo.

Namun banyak pemerintah menyatakan pasukan baru di Bosnia tersebut takkan terlibat pertempuran melawan pasukan Serbia Bosnia, dan banyak pejabat PBB mempertanyakan tanpa menghadapi risiko jatuh korban mampukah pasukan gerak cepat mencapai tujuannya?

Banyak pejabat PBB tetap berpendapat bahwa tanpa misi yang ditetapkan dengan pasti, pasukan baru itu takkan banyak berarti seperti beberapa serangan udara NATO yang tak mampu membuat tunduk Serbia Bosnia pada keinginan masyarakat internasional. (05/06/95 19:30)

Tidak ada komentar: