Selasa, 13 Mei 2008

SESJEN PBB KUTUK PEMBUNUHAN GURU PBB DI JALUR GAZA

Sekretaris Jenderal (Sesjen) PBB Ban Ki-moon, Selasa (13/4/08), mengutuk pembunuhan seorang guru sekolah yang bekerja untuk Badan Pekerjaan dan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
Sesjen "menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan anak-anak Wafa Shaker Ed-Daghma, dan kepada rekan-rekanya di UNRWA yang melaksanakan pekerjaan penting semacam itu dalam melayani pengungsi Palestina", kata jurubicara Ban, Michele Montas, kepada wartawan.
Ed-Daghma, ibu enam anak, tewas dalam satu operasi yang dilancarkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di rumahnya Kamis lalu.
Sesjen PBB tersebut "juga menyampaikan kembali seruannya kepada Israel agar sepenuhnya peduli dan menahan diri, dan mengingatkan IDF mengenai tanggung-jawabnya untuk melindungi warga sipil berdasarkan hukum internasional selama operasi militernya", kata Montas.
UNRWA telah menyerukan penyelidikan yang dapat diterima kedua pihak atas peristiwa itu, dalam surat yang dikirim kepada pemerintah Israel, dan Ban sepenuhnya mendukung seruan itu, katanya.
Sesjen PBB juga mengutuk berlanjutnya serangan roket Palestina dari Jalur Gaza "yang ditujukan ke sasaran sipil Israel", sehingga menewaskan dua warga sipil di Israel selatan pada Sabtu dan Senin.
Sesjen "menyampaikan kembali pengutukannya atas semua tindakan teror semacam itu dan menyeru HAMAS serta kelompok gerilyawan Palestina agar segera menghentikan penembakan roket dan serangan serupa", kata Montas kepada wartawan.
"Ia juga menyampaikan kembali dukungan kuatnya bagi upaya Mesir untuk mewujudkan gencatan senjata, yang juga akan mencakup pembukaan kembali tempat penyeberangan guna meringankan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza," tambahnya.
Pada Selasa, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan "kemajuan nyata" telah dicapai dalam pembicaraan dengan Palestina dan "pengertian serta perjanjian dalam persoalan yang sangat penting".
Olmert mengatakan ia mengharapkan perjanjian menyeluruh dapat dicapai dengan Palestina meskipun ia tidak membuat pernyataan tentang sasaran Januari 2009, yang ditetapkan oleh Presiden AS George W. Bush.

Tidak ada komentar: