Selasa, 19 Agustus 2008

LOLOS DARI OPERASI, YELTSIN DIHADANG MASALAH POLITIK DAN EKONOMI

Oleh Chaidar Abdullah

Jakarta, 28/12/96 (ANTARA) - Presiden Rusia Boris Yeltsin, yang baru kembali ke Kremlin setelah menjalani perawatan pasca-operasi jantung pada Senin (23/12), harus segera berhadapan dengan setumpuk masalah politik dan ekonomi.

Dua belas bulan lalu Yeltsin juga berhadapan dengan banyak persoalan rumit; mulai dari masalah kesehatan setelah ia mengalami dua serangan jantung, pertempuran di republik separatis Chechnya, popularitasnya merosot sementara kemungkinannya untuk menang dalam pemilihan umum kelihatan suram.

Meskipun begitu, ia dapat mengatasi semua itu, dan setelah melewati "ujian terberatnya" dalam pemilihan umum ia muncul sebagai pemenang dalam pemungutan suara kedua pada 3 Juli.

Lalu, setelah melewati saat-saat melelahkan selama kampanye pemilihan umum, Yeltsin menghadapi penyakit jantung --yang membuatnya tak dapat merayakan kemenangan kedua bagi jabatan presiden Rusia.

Operasi tersebut mulanya dijadwalkan berlangsung dalam waktu satu atau dua bulan tapi ditunda karena kondisinya tidak memungkinkan.

Tetapi Yeltsin sekali lagi selama dalam operasi 5 November dan kembali ke Kremlin lebih cepat dari perkiraan para dokternya.

Selama menunggu pelaksanaan operasi besar itu, para pengincar kekuasaan di Rusia saling menyebar pengaruh dan berusaha membuka peluang ke kursi presiden negeri tersebut.

Para pesaing utama tersebut adalah Alexander Lebed, arsitek perdamaian Chechnya yang belakangan dipecat Yeltsin dari jabatan kepala keamanan Rusia, Antony Chubais, Perdana Menteri Victor Chernomyrdin dan Gennady Zyuganov --pemimpin komunis yang dikalahkan Yeltsin dalam "dwitarung" bagi kursi presiden.

Lebed, yang juga mencalonkan diri dalam pemilihan umum bulan Juni dan menempati urutan ketiga serta menjadi koalisi penentu bagi Yeltsin, mulanya menyatakan bahwa ia bergabung dengan Yeltsin untuk mencegah kembalinya komunis di negeri itu dan karena Yeltsin memberinya mandat untuk memerangi kejahatan serta korupsi.

Namun Lebed tak pernah menyembunyikan ambisinya untuk menjadi presiden Rusia, dan belakangan menyatakan bahwa Yeltsin lebih baik mundur.

Pada saat yang sama pensiunan jenderal tersebut mulai meniti popularitasnya sejak Juni. Lebed juga dipilih oleh Yeltsin untuk memegang wewenang atas angkatan bersenjata, yang menghadapi berbagai persoalan.

Ia juga mendapat kredit tambahan karena dapat membawa perdamaian ke Chechnya. Berkat keterampilan dan upayanya persetujuan perdamaian dapat ditandatangani 31 Agustus guna menyelesaikan konflik yang timbul akibat upaya separatis republik Kaukasus itu.

Namun karena pertikaian dengan pejabat lain Kremlin membuat Lebed dipecat 17 Oktober dari jabatan pemimpin dewan keamanan Rusia.

Dalam suatu pernyataan yang disiarkan AFP 25 Desember, Lebed menyatakan bahwa ia merencanakan untuk membentuk partai politik baru.

Lebed (46) semakin merasakan perlunya memiliki aparat politik yang dapat diandalkannya.

Selain Lebed, Yeltsin juga harus menghadapi Chubais -- yang juga menjadi pesaing utama bagi Lebed.

Chubais, yang telah menjadi pembantu dekat Yeltsin dan secara gemilang mengatur kampanye Yeltsin, belakangan menghadapi tuduhan bahwa ia mengubah Rusia menjadi lembaga yang tidak konstitusional.

Ia juga diduga sedang menimbun kekuatan sehubungan dengan sakitnya Yeltsin dan mengincar kursi presiden.

Sementara itu posisi Chernomyrdin, yang diserahi kunci senjata nuklir saat Yeltsin menjalani operasi jantung, bertambah kuat dengan tersisihnya saingan-saingan utamanya.

Chernomyrdin juga dapat mengklaim suksesi kalau jabatan presiden tersebut kosong. Jika presiden masih hidup tapi tak mampu melaksanakan tugas, Chernomyrdin hanya akan menjadi penjabat presiden, namun undang-undang dasar Rusia tidak menjelaskan istilah "tidak mampu" itu.

Pemerintah Yeltsin juga menghadapi masalah penundaan pembayaran gaji dan pensiun, yang langsung melanda jutaan pensiunan dan pegawai di negeri itu --termasuk pekerja tambang, guru, dokter dan tenaga ahli nuklir.

Rencana mendatang Yeltsin

Kini, setelah keluar dari rumah sakit dan kembali ke Kremlin, Yeltsin dilaporkan AFP berjanji akan melakukan tindakan keras guna "memulihkan keadaan" pada sistem penarikan pajak Rusia, sehingga penundaan pembayaran pensiun dan gajid akan dapat diatasi.

Yeltsin berpendapat, tindakan-tindakan yang sejauh ini dilakukan untuk mengatasi krisis pembayaran tersebut tidak memadai. Krisis itu terjadi karena pembayaran gaji dan pensiun tertunda berbulan-bulan.

Utang negara kepada rakyat, menurut Yeltsin, tetap besar dan standard hidup rakyatnya pratis rendah.

Guna mengatasi krisis pembayaran itu, Yeltsin menyatakan bahwa ia akan "menggunakan semua wewenang yang diberikan rakyat dengan memilihnya sebagai presiden".

Pemimpin Kremlin tersebut juga membantah pendapat sebagian orang bahwa "selama ia absen dari pemerintahan, kepekaannya terhadap penderitaan dan keperluan rakyat telah pudar".

Langkah pertama yang akan dilakukannya guna mengatasi krisis itu ialah melakukan pengumpulan pajak secara penuh tepat pada waktunya.

Ia juga berusaha meyakinkan rakyat bahwa masalah penundaan pembayaran gaji dan pensiun "akan menjadi masa lalu".

Akibat penundaan pembayaran gaji dan pensiun tersebut, hampir satu juta pekerja tambang melakukan pemogokan awal Desember dalam protes massal terbesar di Rusia sejak runtuhnya Uni Sovyet pada 1991.

Wilayah Primorye dan timur jauh Rusia diberitakan menghadapi kelumpuhan total ketika para pekerja angkutan dan perusahaan listrik negara melakukan pemogokan.

Pada Oktober Dana Moneter Internasional (IMF) menunda pencairan sebesar 340 juta dolar AS dari 10 miliar dolar AS pinjaman buat Rusia. Alasannya ialah pemerintah Rusia memiliki catatan rendah dalam pengumpulan pajak.

Meskipun IMF pada Desember mencairkan juga pinjaman tersebut, badan dunia itu menyatakan bahwa keputusan untuk memberikan bantuan untuk November dan Desember takkan dilakukan sampai Februari.

Untuk menyelamatkan negerinya dari rongrongan kesulitan ekonomi, Yeltsin berpendapat diperlukan tindakan terpadu antara dirinya, pemerintah pusat dan lokal, parlemen, serta badan kehakiman. ( 28/12/96 10:48 )

Tidak ada komentar: