Selasa, 08 Mei 2001

COSIC DIDEPAK DEMI KELANJUTAN AMBISI SERBIA

Oleh Chaidar Abdullah

Jakarta, 6/6 (ANTARA) - Di saat pertempuran semakin luas di bekas Yugoslavia, kelompok bekas komunis dan kaum nasionalis radikal Serbia Senin malam (1/6) mendepak Presiden Federal Yugoslavia Dobrica Cosic.
Tindakan itu agaknya dapat memperuncing silang pendapat antara kelompok garis keras Serbia dan orang-orang yang lebih moderat dari Parlemen Montenegro.
Cosic didepak dengan suara 22 berbanding 10 dan empat kosong di Dewan Republik, sementara di Dewan Rakyat, 75 delegasi menyokong penggulingan Cosic dan 34 menentang.
Penggulingan Cosic, kata kantor-kantor berita Barat, merupakan upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup jalur garis keras kaum nasionalis Serbia.
Sebelum pemungutan suara, Dewan Rakyat menyetujui suatu mosi tak percaya yang menuduh Cosic, 71, telah melanggar undang-undang federal. Mosi yang sama juga disetujui di Dewan Republik.
Federasi Yugoslavia saat ini hanya terdiri atas republik Serbia dan Montenegro, karena empat republik lain, yaitu Kroasia, Macedonia, Slovenia dan Bosnia-Herzegovina telah memproklamasikan kemerdekaan.
Kelompok ultranasionalis Partai Radikal Serbia (SRP) pimpinan Vojislav Seselj yang menguasai dua-pertiga kursi di Parlemen Yugoslavia, membutuhkan dukungan dari partai utama di bekas Yugoslavia, Partai Sosialis Serbia (SPS), pimpinan Presiden Serbia Slobodan Milosevic untuk mensahkan tindakannya.
Reuter melaporkan, keputusan kelompok SPS guna mendukung kaum ultranasionalis memperlihatkan keinginan untuk mendinginkan para pengikut Seselj dan mencegah keruntuhan pemerintahan minoritas Milosevic yang sangat bergantung pada dukungan kelompok radikal.

Otak penggulingan
Karir Seselj yang menjadi otak penggulingan Presiden Federal Yugoslavia tersebut terlihat "meroket" sejak perang meletus di Bosnia-Herzegovina.
Perpaduan berbagai faktor, termasuk kemampuannya dalam berpidato, telah memungkinkannya menjadi "pentolan" di kancah politik Serbia, berupa perang Bosnia.
Ia, menurut AFP, juga membina hubungan baik dengan Milosevic, dan meniti karir politiknya di bawah bayang-bayang Presiden Serbia itu.
Seselj (38) juga memperoleh popularitas dengan menyerukan pembentukan republik Serbia yang lebih besar yang mencakup pantai Dalmatian dan membentang sampai hampir mencapai Zagreb, sementara politisi lain Serbia terpaku pada angan-angan mengenai Yugoslavia.
Ia menjadi pembangkang ajaran Titoisme tahun 1984, ketika ia menyelesaikan studinya di bidang sosiologi di Universitas Sarajevo.
Pada penghujung tahun 1990, ia hanya memiliki sedikit pendukung, tapi enam bulan kemudian terpilih sebagai utusan yang mewakili distrik klas atas Beograd. Satu tahun setelah itu, kata kantor berita Perancis, ia menjadi pemimpin partai paling tangguh kedua di republik Serbia, Partai Radikal Serbia.
Ia memperoleh dukungan pemerintah di Beograd, dan media yang saat itu dikuasai para pendukung Milosevic dengan memberi dia ruang (rubrik) untuk bertindak sebagai oposan Milosevic, yang mampu menyampaikan secara terbuka apa yang hanya dapat dibayangkan orang lain.
Maka akhirnya, ia pun menjadi lambang politikus yang dianggap kotor, cekcok dengan para pengunjuk rasa, menuduh partai oposisi sebagai pengkhianat, mengancam mahasiswa dengan moncong senjata, dan mengatur rombongan personil para militer untuk membumihanguskan Republik Kroasia dan Bosnia-Herzegovina.
Serangkaian kegiatan itu kelihatannya untuk mempertahankan hak orang Serbia agar hidup dalam satu negara.

Bencana
Setelah didepak oleh kaum konservatif sisa Yugoslavia, Cosic tidak diam begitu saja dan menuduh Milosevic sebagai penganut Stalin karena memperkuat cengkeramannya di Yugoslavia.
Kelompok ekstrim dan konservatif, menurut Cosic sebagaimana dilaporkan Reuter, mengambil-alih dunia politik Yugoslavia dan membawa negeri itu ke dalam bencana, serta menjerumuskan rakyatnya ke dalam kesulitan.
Penggulingan Cosic adalah aksi kelompok garis keras Serbia yang ditujukan untuk menentang Barat dalam konflik Bosnia-Herzegovina dan kelihatannya menjadi aksi kejam Milosevic.
Tindakan tersebut mengakibatkan kekuasaan berada di tangan Milosevic, yang dipandang oleh Washington dan banyak negara lain, sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas perang di wilayah Balkan selama dua tahun terakhir ini.
Pemecatan Cosic dilaporkan juga mengundang protes di Beograd yang berubah menjadi kerusuhan dan menewaskan satu anggota polisi, melukai tiga perwira polisi dan 32 orang lagi.
Sementara itu Washington, yang saat ini masih menghadapi penentangan Eropa mengenai pencabutan embargo senjata terhadap Bosnia, memperkirakan takkan ada perubahan nyata dalam kebijakan Serbia menyusul penggulingan Cosic.
Jurubicara Departemen Luar Negeri AS Richard Boucher berpendapat takkan ada perubahan nyata dalam kebijakan Serbia. (05/06/93 14:46)

Tidak ada komentar: