Selasa, 08 Mei 2001

PENYELESAIAN POLITIK KEMELUT BOSNIA, MUNGKINKAH?

Oleh Chaidar Abdullah

Jakarta, 12/5 (ANTARA) - Sementara pihak Barat sibuk membicarakan masalah pro dan kontra mengenai aksi udara terhadap etnik Serbia Bosnia dan gencatan rapuh paling akhir diterapkan di republik Balkan itu, gempuran etnik Serbia Bosnia kian tak terkendali.

Lebih dari selusin gencatan senjata terdahulu hanya disetujui untuk dilanggar tak lama setelah itu.

Amerika Serikat, yang tampaknya berminat mengembalikan etnik Serbia Bosnia ke jalur perundingan dan sebelumnya mendesak sekutu Eropa-nya agar mencabut embargo senjata atas republik Bosnia-Herzegovina, mulai menyebut-nyebut kemungkinan pembatalan gagasannya.

Rencana mengenai serangan udara terhadap jalur pemasokan dan sasaran Serbia Bosnia juga belum memperlihatkan tanda tanda akan dilaksanakan, terutama karena kuatnya penentangan Eropa.

Akibat embargo senjata, tentara pemerintah Bosnia-Herzegovina -- yang memang kalah dalam bidang persenjataan -- nyaris lumpuh dalam menghadapi gempuran etnik Serbia di republik tersebut.

Sementara itu rencana perdamaian Vance-Owen, yang menyarankan pembagian wilayah berdasarkan jalur etnik, juga belum memperlihatkan tanda akan dapat dilaksanakan. Etnik Serbia Bosnia, dengan dalih menentukan langkah mengenai rencana tersebut dalam referendum akhir pekan ini, berusaha mengulur waktu.

Menurut Presiden Bosnia-Herzegovina Alija Izetbegovic, sebagaimana dilaporkan kantor-kantor berita Barat, diperlukan paksaan untuk membuat etnik Serbia Bosnia mau menandatangani persetujuan Vance-Owen itu. Etnik Muslim Bosnia dan Kroasia Bosnia telah menandatangani persetujuan tersebut.

Ia menyarankan dilancarkannya serangan udara terhadap sasaran etnik Serbia Bosnia, tapi ditentang Eropa dengan alasan tindakan itu akan membahayakan pasukan Eropa di darat, dan pencabutan embargo senjata atas Bosnia-Herzegovina.

Usul kedua tersebut juga tidak memperoleh tanggapan yang memuaskan kaum Muslim Bosnia karena Eropa berpendapat pencabutan embargo itu akan membuat senjata mengalir juga kepada etnik Serbia Bosnia.

Meskipun demikian, para menteri luar negeri Masyarakat Eropa (EC) menyerukan Amerika Serikat dan Rusia agar menyumbang pasukan untuk menjaga daerah-daerah yang dirancang PBB sebagai "zona keamanan" di Bosnia-Herzegovina.

Minta Senjata

Bantuan kepada pemerintah Bosnia-Herzegovina sebenarnya bukan tidak ada. Namun bantuan tersebut umumnya berbentuk bantuan kemanusiaan dan berupa uang.

Selain Barat, negara-negara Islam -- dalam pertemuan di Karachi, Pakistan, belum lama ini -- menjanjikan bantuan 85 juta dolar AS, tapi itu jauh dari permintaan yang pernah disampaikan Bosnia.

Republik Balkan tersebut menyatakan pihaknya membutuhkan bantuan sebesar 260 juta dolar AS.

Belakangan ini, pemerintah Bosnia-Herzegovina berulang-kali menyampaikan bahwa pihaknya tidak menghendaki kehadiran tentara dari masyarakat internasional tapi membutuhkan senjata untuk menghadapi aksi kekerasan etnik Serbia Bosnia.

Menteri Luar Negeri Bosnia Haris Silajdzic pekan kedua bulan ini mengulangi permintaan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mencabut embargo senjata atas negerinya. Ia juga mengusulkan penarikan sebagian besar pasukan PBB.

Ia menyarankan penarikan pasukan PBB dari semua zona pertempuran bila keselamatan pasukan tersebut menghambat pencabutan embargo senjata. Satu pekan sebelumnya, Silajdzic juga mengeluarkan seruan yang sama di Washington.

Tanggal 20 April lalu, Duta Besar Bosnia di PBB Muhammad Sacirbey mengirim surat bernada serupa kepada Dewan Keamanan.

Penyelesaian politik?

Menurut penengah perdamaian dari EC, Lord David Owen, serangan udara saja takkan menghentikan perang saudara di Bosnia. Pandangannya juga dikumandangkan oleh bekas Panglima Tertinggi NATO Jenderal John Galvin.

Galvin, ketika berbicara melalui televisi ABC yang dipantau Reuter di Washington, mengatakan serangan udara ditambah aksi militer dan politik lain dibutuhkan untuk menghentikan pembantaian kaum Muslim Bosnia oleh etnik Serbia Bosnia.

Owen, mantan Menteri Luar Negeri Inggris, menyatakan dibutuhkan lebih dari sekedar serangan udara untuk menghentikan pertempuran bila gencatan senjata paling akhir bernasib seperti lebih dari 10 gencatan senjata terdahulu.

Sementara mengakui bahwa terdapat perbedaan antara AS dan EC mengenai aksi militer, Owen berpendapat pasukan darat AS juga dibutuhkan jika pertumpahan darah di Bosnia ingin dihentikan.

Tetapi jangankan pengiriman pasukan darat, masalah serangan udara terhadap sasaran-sasaran Serbia Bosnia pun masih terkatung-katung.

Meskipun demikian, Owen -- sebelum pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal PBB Boutros Boutros-Ghali menurut Reuter -- menyampaikan keyakinannya bahwa penyelesaian politik dapat dicapai bagi konflik di wilayah Balkan itu.

Sayangnya belum terlihat titik terang bagi keyakinan Owen. Semua gencatan senjata terdahulu juga tak pernah memberi hasil dan etnik Serbia Bosnia kian tak terkendali.

Serangan bom etnik yang menentang pemisahan diri Bosnia-Herzegovina dari Yugoslavia tersebut bukan hanya ditujukan pada sasaran militer, tetapi juga menghantam permukiman sipil dan tempat ibadah.

Sejak bulan lalu, dilaporkan tak kurang dari enam tempat ibadah, termasuk tempat ibadah yang dibangun pada Abad XVI, porak-poranda akibat gempuran etnik Serbia Bosnia. (12/05/93 20:58)

Tidak ada komentar: