Selasa, 08 Mei 2001

PENUNDAAN PEMBICARAAN TIMTENG TAK TERELAKKAN

Oleh: Chaidar Abdullah

Jakarta, 18/4 (ANTARA) - Babak kesembilan pembicaraan perdamaian Timur Tengah ditunda setelah utusan negara-negara Arab yang ikut dalam pembicaraan tersebut menangguhkan keputusan mengenai ikutnya delegasi mereka dalam pertemuan di Damaskus dan setelah pembahasan antara pihak Arab serta AS bagi penundaan itu akhir pekan.

Sebelumnya, banyak pengamat optimistis bahwa pembicaraan tersebut akan dilanjutkan tepat pada waktunya, 20 April, terutama setelah pertemuan puncak Presiden Mesir Hosni Mubarak dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin di Ismailiya, Mesir.

Israel, menurut sebagian pengamat, sebenarnya telah membuat "konsesi" guna membujuk rakyat Palestina agar mau kembali ke meja perundingan, yang terhenti setelah Israel membuang 415 orang Palestina ke tanah beku tak bertuan di Libanon Selatan tanggal 17 Desember.

Israel menawarkan harapan baru mengenai perundingan masa depan Jerusalem, kota kuno yang menjadi perebutan Israel-Palestina.

Israel juga membuat "terobosan baru" dengan memperkenankan Faisal Husseini, tokoh Palestina dari Jerusalem Timur, menghadiri perundingan Timur Tengah, tapi tawaran itu tidak mengubah sikap Israel bahwa klaimnya atas Jerusalem tak bisa "diganggu-gugat".

Seorang profesor bidang filsafat terlibat dalam delegasi perunding Palestina, Sari Nusseibah, dilaporkan berkata bahwa disertakannya Husseini merupakan suatu terobosan.

Ikutnya Husseini dalam perundingan tersebut, menurut Nusseibah, akan mengingatkan dunia bahwa rakyat Palestina tetap menghendaki bagian timur kota Jerusalem sebagai ibukota negara Palestina mendatang.

Perdana Menteri terdahulu Israel, Yitzhat Shamir, tak mengizinkan satu pun orang Palestina dari Jerusalem dan wilayah pendudukan ikut dalam perundingan Timur Tengah.

Negara Yahudi tersebut khawatir tindakan itu akan menjadi ganjalan terhadap klaim Israel atas wilayah yang direbutnya dan kemudian dicaploknya setelah Perang Timur Tengah tahun 1967.

Jerusalem Timur adalah jantung kehidupan keagamaan, politik dan ekonomi rakyat Palestina. Kota tersebut sangat penting bagi rakyat Palestina karena orang tak dapat pergi dari bagian utara wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan ke sebelah selatan tanpa melewati Jerusalem.

Tetapi buat bangsa Yahudi, Jerusalem juga sangat penting. Itu sebabnya pemerintah Yahudi telah berusaha membuat penarikan dari kota kuno tersebut tak mungkin dilakukan, dengan melebarkan daerah perbatasannya dan membangun pemukiman Yahudi di daerah itu.

Konsep tentang Jerusalem juga telah membesar. Rabin telah menyebut-nyebut tentang "Jerusalem yang lebih luas" yang akan membentang di sebagian besar wilayah pendudukan yang kini dikembangkan sebagai zona Yahudi.

Jerusalem juga dikatakan Menteri Luar Negara Israel Shimon Peres akan tetap satu dan menjadi ibukota Israel.

Beri waktu

Seorang pejabat PLO di Amman dilaporkan mengatakan penundaan tersebut bisa memberi waktu kepada Amerika Serikat dan Israel untuk menambah persyaratan bagi ikutnya delegasi Palestina.

Beberapa diplomat di Damaskus mengatakan Amerika Serikat hari Sabtu dengan berat setuju untuk mempertimbangkan penundaan pembicaraan dari 20 menjadi 26 April, setelah pihak Arab yang ikut dalam perundingan itu menyatakan bahwa mereka tak dapat memaksa rakyat Palestina atau tidak menyertakan mereka.

Menurut anggota Komite Eksekutif PLO, Yasser Abed-Rabbo, penundaan tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan baru kepada AS dan Israel untuk menghilangkan semua perintang yang menghalangi ikutnya delegasi Palestina.

Pihak Palestina menuntut janji tertentu dari AS dan Israel dan bukan janji umum yang tak menentu.

"Jika mereka melakukan itu, pihak Arab akan mengumumkan jawaban terpadu atas undangan ke pembicaraan tersebut," kata Al-Rantisi.

Penundaan itu diajukan oleh Palestina, yang juga mendesak konsesi lebih lanjut mengenai kasus pembuangan orang Palestina.

Namun Shimon Peres menyatakan kepada radio Israel, yang dikutip Reuter, bahwa takkan ada konsesi lebih lanjut buat Palestina sebelum pembicaraan dilanjutkan.



Kemenangan orang buangan?

Dua hari sebelum jadwal semula kelanjutan perundingan perdamaian Timur Tengah di Washington, Menteri Luar Negeri AS Warren Christopher dan Menlu Suriah Farouq Al-Shara mengadakan pembicaraan telefon.

Tujuannya ialah untuk meredam ketegangan mengenai cara menghadapi penolakan delegasi Palestina untuk menghadiri pembicaraan tersebut.

Palestina telah menyatakan takkan menghadiri selanjutnya pembicaraan perdamaian Timur Tengah sampai krisis pembuangan orang Palestina diselesaikan.

Pihak Palestina juga menuntut Israel agar berjanji akan memperluas hak untuk kekuasaan sendiri bagi rakyat Palestina, akan menghentikan aksi penindasan di wilayah pendudukan termasuk penutupan selama tiga pekan di Tepi Barat dan Jalur Gaza dan takkan ada pembuangan lagi di masa mendatang.

Hari Ahad (18/4), pemimpin orang Palestina yang dibuang Israel ke Libanon, Abdul Aziz Al-Rantisi, menyatakan Amerika Serikat harus paham bahwa pembicaraan Timur Tengah hanya dapat dilanjutkan setelah krisis pembuangan diselesaikan.

Sebelumnya, ke-396 orang Palestina buangan tak memperdulikan bom artileri dan tank dan melakukan pawai ke daerah yang diduduki Israel untuk memrotes kelanjutan pembicaraan Timur Tengah. Akibatnya satu orang dilaporkan cedera.

"Setiap kelemahan di pihak tim perunding Palestina akan berarti dilanjutkannya iring-iringan 'jihad'," kata Al-Rantisi sebagaimana dilaporkan Reuter.

Ia juga menegaskan tak satu pihakpun -- baik Amerika Serikat atau atau siapa saja -- dapat menyepelekan kasus pembuangan (orang Palestina) karena itu adalah perintang utama yang menghalangi kelanjutan pembicaraan," kata Al-Rantisi.

Menurut tokoh Palestina dari wilayah pendudukan tersebut, Christopher harus mengerti bahwa tanpa penyelesaian masalah pembuangan orang Palestina perundingan tak dapat dilanjutkan. (18/04/93 22:45)

Tidak ada komentar: