Senin, 09 Juni 2008

PBB JADI TUAN RUMAH FORUM PEMIMPIN GLOBAL SOLA HIV/TB

PBB, Senin (9/6/08), menjadi tuan-rumah pertemuan pertama Forum Pemimpin Global soal HIV/TB di markasnya di New York, AS, dengan tujuan menanggulangi ancaman tuberclosis (TB).
Forum itu, yang diselenggarakan pada malam menjelang pertemuan tingkat tinggi mengenai AIDS, dihadiri oleh tokoh seperti Peter Piot, Direktur Pelaksana Program Gabungan PBB mengenai HIV/TB (UNAIDS), dan Margaret Chan, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), guna membahas dampak dari wabah TB dan HIV.
"Hari ini, tuberclusis adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian secara global, dan mengakibatkan lebih dari 4.000 kematian setiap hari," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada pertemuan tersebut sebagaimana dilaporkan media massa.
"Ini mengejutkan: tak seorang pun mesti meninggal akibat TB, penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan, pada Abad 21 --yang makmur dan kaya akan teknonologi ini," katanya.
TB mengakibatkan sebanyak seperempat juta kematian setiap tahun di kalangan mereka yang terserang HIV dan menjadi penyebab nomor satu kematian di kalangan orang yang hidup dengan HIV di Afrika.
Baru-baru ini, WHO, UNAIDS dan Dana Anak PBB mengumumkan bahwa sebanyak tiga juta orang kini menerima perawatan anti-retroviral yang dapat menyelamatkan jiwa. Namun, TB, terutama jenis penyakit yang tahan terhadap obat, mengancam dapat menghambat kemajuan.
HIV dan TB, menurut UNAIDS, berkaitan sangat erat sehingga keduanya seringkali dirujuk sebagai wabah-bersama atau wabah ganda yang saling mengendalikan dan memperkuat.
Karena HIV membuat lemah sistem kekebalan tubuh, orang yang hidup dengan virus tersebtu menghadapi kemungkinan 50 kali lebih besar untuk terserang TB dibandingkan dengna mereka yang negatif HIV. Tanpa perawatan yang layak dengan obat anti-TB, mayoritas orang yang hidup dengan HIV menemui ajal dalam waktu dua hingga tiga bulan setelah terserang TB.
"Meskipun ada kenyataan bahwa HIV dan TB seringkali muncul pada orang yang sama, kami terus menangani kedua penyakit itu secara terpisah," kata Ban.
"Kurang sepertiga dari semua orang yang hidup dengan HIV dan TB di seluruh dunia menerima perawatan yang tepat bagi kedua penyakit tersebut pada 2007," katanya.
"Oleh karena itu, kita kehilangan peluang penting untuk menyediakan layanan yang menyluruh dan lebih efektif," kata Ban.
Sekretaris Jenderal PBB tersebut menyerukan "kerjasama lebih lanjut antara berbagai sektor, koordinasi lebih baik antara para pelaku, penanaman modal lebih besar dalam penelitian dan pemantauan TB, dan sistem kesehatan yang lebih kokoh" guna menggaulangi masalah itu.

Tidak ada komentar: