Senin, 16 Juni 2008

SESJEN OKI- PBB BAHAS CARA TANGANI ISLAMOFOBIA

Jenderal (Sesjen) Organisasi Konferensi Islam (OKI) Prof. Ekmeleddin Ihsanoglu telah bertemu dengan Sesjen PBB Ban Ki-moon di Jeddah, Arab Saudi, baru-baru ini.
Pembicaraan mereka terutama dipusatkan pada fenomena Islamofobia, dialog antar-pemeluk agama dan krisis pangan dunia. Prof. Ihsanoglu menyoroti Islamofobia, pangkal penyebabnya dan upaya OKI guna mengatasinya.
Ia menekankan perlunya bagi OKI dan PBB untuk bekerjasama guna menjamin resolusi internasional dikeluarkan guna menanggulangi Islamofobia dan memerangi aksi kebencian dan hasutan terhadap ajaran agama serta lambang-lambang suci, demikian antara lain isi pernyataan OKI.
Pemimpin OKI itu mengatakan berbagai upaya perlu dilancarkan guna menyebarkan budaya toleransi dan dihormatinya pemeluk agama lain serta mendukung dialog konstruktif di antara peradaban.
Ia menunjuk kepada perlunya pengejawantahan semua upaya dan gagasan mengenai masalah tersebut menjadi i'tikad politik yang murni.
Kedua pemimpin itu memuji gagasan yang diluncurkan oleh Khadimul Haramain (Pelayan Dua Tempat Suci) Raja Abdullah bin Abdul Aziz untuk menyelenggarakan dialog antar-pemeluk agama Tauhid (monoteis) dan Konferensi Dialog Islam Internasional Makkah baru-baru ini.
Sesjen OKI tersebut menyampaikan keyakinannya bahwa gagasan itu akan mendorong berbagai upaya yang dirancang untuk mengangkat citra sesungguhnya Islam.
Ia mengatakan pertemuan lain akan mengikuti guna mendukung dan mendorong budaya toleransi dan dialog serta sumbangan efektif bagi konsolidasi perdamaian dan keamanan di dunia.
Pembahasan mereka juga menyoroti krisis pangan yang mengancam dunia. Prof. Ihsanoglu menyampaikan kesiapan dan kesediaan OKI untuk bekerjasama dengan masyarakat internasional dalam upaya mengatasi krisis itu.
Pada gilirannya, Ban Ki-moon menyatakan bahwa masyarakat internasional telah memperlihatkan kerjasama yang tak diragukan terbukti bermanfaat dalam jangka-pendek.
Kendati demikian, penyusunan resolusi radikal bagi krisis tersebut akan memerlukan waktu yang lebih lama dan upaya terpadu yang lebih besar oleh masyarakat internasional.
Ketika berbicara mengenai masalah energi dan melonjaknya harga minyak, kedua pemimpin tersebut memuji undangan yang disampaikan oleh Raja Abdullah bin Abdul Aziz untuk menyelenggarakan pertemuan global dengan dihadirinya produsen dan konsumen energi.
Mereka menyampaikan optimisme bahwa konferensi itu akan memberi hasil positif.
Ban dan Prof. Ihsanoglu juga membahas sejumlah masalah lain. Mereka membahas kesepakatan baru-baru ini yang ditandatangani di Djibouti antara Pemerintah Federal Peralihan (TFG) dan Aliansi bagi Pembebasan Kembali Somalia (ARS).
Ban menyampaikan penghargaannya bagi peran yang dimainkan oleh delegasi OKI, yang menyumbangkan keberhasilan dalam upaya penengahan dan kerjasama delegasi tersebut dengan PBB selama dua babak perundingan itu.
"Upaya kerjasama semacam itu mencerminkan contoh bagi keefektifan kerjasama dan koordinasi antara PKI dan PBB, terutama yang berkaitan dengan masalah seputar dunia Muslim," kata pemimpin PBB tersebut.

Tidak ada komentar: