Sabtu, 14 Juni 2008

TALIB MULAI HADAPI PERPECAHAN?

Oleh Chaidar Abdullah

Jakarta, 16/7/96 (ANTARA) - Pendaratan satu jet tempur MiG-21 milik faksi cantrik Mullah Talib di Bagram, sebelah utara Kabul, hari Selasa (16/7) menimbulkan tanda tanya apakah itu aksi pembelotan atau pesawat tersebut dipaksa mendarat oleh rezim Kabul.

Kantor berita Reuter melaporkan, Komandan Pangkalan Udara Presiden Burhanuddin Rabbani, Jenderal Muslim, menyatakan bahwa pilot pesawat tersebut yang diidentifikasi bernama Abdul Jalil, mendaratkan pesawatnya di Bagram setelah diberondong tembakan anti-pesawat di atas wilayah Kabul.

Tetapi, menurut kantor berita AFP, pesawat jet itu terbang rendah di atas ibukota dan terkepung Afghanistan Selasa pagi, sebelum mendarat di pangkalan utama Pemerintah negara tersebut.

Jet itu dilaporkan membawa empat rudal udara ke udara dan diterbangkan dari markas Talib di kota Kandahar, bagian selatan Afghanistan, untuk melakukan patroli rutin.

Pendaratan tersebut terjadi tiga pekan setelah bekas pemimpin oposisi Gulbuddin Hekmatyar memangku kembali jabatan Perdana Menteri Afghanistan setelah mencapai perdamaian dengan Rabbani dan menyeru faksi-faksi oposisi agar bergabung dengan kabinet sementara yang dipimpinnya.

Mullah Talib, yang menguasai sebagian besar wilayah selatan, barat dan timur Afghanistan, telah mengepung Kabul sejak bulan Oktober 1995 dalam upayanya mendepak pemerintahan Rabbani. Faksi itu juga telah menghalau pasukan Hekmatyar dari kubunya di Maidan Shahr tahun lalu.

Jika benar pendaratan tersebut merupakan pembelotan, maka hal itu merupakan pukulan berat kedua bagi milisi santri itu karena tahun lalu faksi tersebut dipaksa menelan "pil pahit" atas pasukan Rabbani di dekat Kabul, dan Talib dilaporkan hanya memiliki empat atau lima pesawat jet.

Tindakan itu, menurut Muslim, dilakukan karena pilotnya, yang juga adalah Pemimpin Departemen Urusan Politik Talib di bandar udara militer di Kandahar, "kecewa dengan sistem dan dewan pimpinan Talib".

Meskipun pembelotan telah biasa terjadi, tindakan anggota Talib tersebut --jika benar pembelotan-- dipandang sebagai tindakan dramatis pertama selama empat tahun Mujahidin menguasai negeri itu dan hampir dua tahun sejak kemunculan faksi cantrik tersebut.

Tak sokong Mujahidin

Faksi tersebut mengaku, bukan Mujahidin dan tidak menyokong faksi Mujahidin manapun. Kekuatannya mengejutkan sekaligus menimbulkan kekhawatiran akan merusak proses penyerahan kekuasaan, meski kelompok ini menyatakan akan membersihkan negerinya dari "para penjahat".

Kelompok itu terdiri atas para santri yang menimba ilmu pada mullah (guru agama Islam) dan bukan militer ini, sejak kemunculannya sekitar bulan September tahun 1994 di Kandahar --ibukota kuno Afghanistan di bagian selatan negeri tersebut-- telah mengundang tanda tanya besar.

Siapa sebenarnya mereka? Di mana mereka "berguru" strategi tempur, dan siapa yang menjadi sumber dana mereka?

Faksi Mullah Talib dilaporkan memiliki tiga keuntungan utama. Kelompok itu mempunyai tak kurang dari 25.000 personil dan persenjataan termasuk 200 tank dan beberapa jet tempur.

Kelompok itu juga disebut-sebut mendapat dukungan Pemerintah Pakistan, dan boleh jadi memperoleh dana dari Pemerintah Arab Saudi. Namun, Pakistan sering membantah keterlibatan pihak Islamabad dengan faksi santri tersebut, sementara Arab Saudi belum buka suara mengenai dugaan semacam itu.

Meskipun demikian, faksi tersebut dikabarkan mendapat dukungan rakyat Afghanistan, yang telah jemu menghadapi pertumpahan darah antar-Mujahidin.

Keberhasilan faksi baru itu dalam kancah pertempuran Afghanistan dapat membuat orang tercengang, karena tahun lalu Mullah Talibat merebut Maidan Shahr, salah satu kubu penting faksi Hekmatyar, Hezb-I-Islami, di sebelah selatan ibukota Afghanistan, Kabul.

Mullah Talib dalam waktu sekitar enam bulan mampu menguasai provinsi-provinsi Kandahar, Helmand, Zabul dan Uruzgan di sebelah selatan Kabul dan Ghazni, serta Wardak di timur. Belakangan faksi tersebut bahkan merebut salah satu pangkalan Rabbani di bagian selatan Afghanistan, Herat.

Prestasi semacam itu agaknya tak dapat diremehkan, karena mereka mampu menghadapi adalah kelompok Mujahidin yang meliki pengalaman tempur sejak awal tahun 1980.

Milisi tersebut, yang kebanyakan terdiri atas para santri yang mempelajari agama Islam di Pakistan, sejauh ini hanya menggempur faksi Hezb-I- Islami dan aliansinya faksi Syiah Hezb-I-Wahdat dalam perjalanannya dari "kota kelahirannya", Kandahar, menuju Kabul.

Namun, wilayah antara Maidan Shahr dan Kabul dikuasai oleh salah satu aliansi Rabbani, Ittihad-I-Islami --yang telah mengirim utusan untuk bertemu dengan salah satu pemimpin Mullah Talib.

Seorang Pemimpin Talib --Mullah Mohammed Rabbani, yang tidak mempunyai hubungan dengan Presiden Rabbani-- dilaporkan telah memberitahu faksi Ittihad-I-Islami bahwa pasukannya tak bermaksud bentrok dengan faksi Mujahidin itu.

Rusak perdamaian

Sebelumnya Hezb-I-Islami menuduh Talib sebagai "gerombolan tentara bayaran" yang ingin merusak proses perdamaian, sekalipun perdamaian tak pernah terwujud sejak sebelum milisi baru tersebut lahir.

Faksi Hekmatyar itu meragukan ketulusan maksud Talib karena, katanya, milisi tersebut takkan memerangi orang Muslim jika memang tulus, dan faksi itu selama ini hanya menggempur faksi Muslim lain.

Hezb-I-Islami juga menuduh Talib sejak awal, dengan bimbingan "majikannya di luar negeri, menyiarkan berita bohong tanpa dasar mengenai keberhasilan aksi militernya".

Sementara itu, Rabbani diberitakan ingin menarik faksi misterius tersebut ke pihaknya dengan pernyataan bahwa setiap tindakan atau gerakan yang berlandaskan agama akan diterima baik oleh rakyat.

Ia juga menyatakan, telah mengadakan kontak dengan tokoh-tokoh Talib dan "pemerintah akan membantu mereka membersihkan jalan-jalan, melucuti para petempur dan mengakhiri korupsi".

Tetapi, ia juga memperingatkan milisi itu agar tidak menarik campur-tangan pihak luar ke dalam urusan intern Afghanistan dan juga menjauhkan diri dari kaum oportunis yang ingin menunggangi kelompok tersebut.

Rabbani melontarkan ancaman, jika ada pihak luar yang menjadi pilot jet tempur, pengemudi tank dan menjadi otak pengatur strategi Talib, maka Pemerintah akan mengajak rakyat untuk menghancurkan milisi itu.

Di tengah misteri yang menyelimuti milisi termuda di Afghanistan tersebut, seorang pejabat Afghanistan berpendapat, Talib mengincar jabatan pemerintah di Kabul.
(16/07/96 19:45)

Tidak ada komentar: